Program BPJS gagal? Yaa itu lah
pertanyaan yang sekarang menjadi perdebatan dikalangan masyarakat Indonesia.
Banyak yang masih mendukung tetapi lebih banyak lagi yang menghujat. BPJS merupakan singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,
dan sistem yang dilaksanakan bernama SJSN
(Sistem Jaminan Sosial Nasional).
Oke, mari kita
bahas mengenai BPJS ini. Kemaren,
lebih tepatnya september tahun lalu, saya sempat mendapatkan kasus tutorial
atau semacam tugas diskusi dikampus mengenai BPJS. Tahun lalu masih merupakan perencanaan dan persiapan untuk
pemberlakuan sistem jaminan nasional ini, dan sekarang sudah diberlakukan.
Dahulu ketika saya mempelajari BPJS
dan SJSN ini sempat saya berharap
banyak bahwa nanti Indonesia akan menjadi negara dengan tingkat kesehatan yang
lebih maju. Tetapi kenyataannya sekarang adalah BPJS tidak dapat berjalan dengan baik, banyak kesalahan disana
sini, dan juga banyak rumahsakit yang belum siap. Belum siap? Iya belum siap,
contoh saja ketika saya mengantar ayah saya periksa di rumah sakit karyadi
semarang alur yang diberikan begitu banyak. Belum lagi ketika saya mau membayar
setelah selesei ayah saya mendapatkan tindakan, saya harus menunggu 3-4 jam
untuk mengurusinya. Saya tanya kepada kasirnya dan jawaban yang saya dapatkan
adalah “sabar ya mas, komputer nya lagi
error, sistem dari bpjs nya belum siap, ngga tahu kenapa, mohon maaf ya mas ini
sedang saya tanyakan kepada atasan saya”. Ya itu adalah salah satu
kekecewaan saya terhadap sistem BPJS.
Sistem BPJS kan pake iuran, terus mau
nya pemerintah kan semua pelayanan pemerintah menjadi gratis. Tetapi kemaren
saya mendengar bahwa setiap penyakit ada patokan dana nya. Jadi semisal Sakit
Influensa di estimasi dana sekian, dan penyakit hipertensi dikasih dana sekian.
Menurut pandangan saya kok kurang tepat ya, karena kan setiap penyakit sembuh
nya kapan dan seberapa parah kan hanya Alloh yang tahu nanti semisal dana yang
dialokasikan kurang bagaimana?. Terus juga misal penyakitnya parah bagaimana? Atau
ada keadaan yang tidak terduga bagaimana?.
Sistem ini
juga menurut hemat saya, kurang begitu mensejahterakan dokter. Bukan maksud
saya untuk membela dokter loh ya tapi coba kita fikirkan bersama, kalau semisal
uang jaminan kesehatan nya kurang karena penyakit yang tidak kunjung sembuh
bagaimana? Apa dokter yang harus memberikan talangan? Terus juga dokter diminta
24 jam untuk melayani pasien, emangnya dokter seorang robot? Kan kasihan juga,
udah sekolah mahal, materinya sulit, eh udah pas kerja juga sulit kan kasihan.
Kalo kata seoran teman saya yang diberikan petuah dari dosennya “seorang dokter harus dimanja” Dimanja yang dimaksudkan adalah diberikan
rumah, mobil dkk. kenapa begitu? Kata beliau karena seorang dokter itu harus
siap selalu untuk keadaan yang gawat darurat. Misalnya aja gini, kalo lagi
hujan lebat tiba-tiba kita ditelfon untuk datang apa kita ngga perlu kendaraan?
Yaa boleh anda pikirkan sendiri jawabannya.
Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan
juga rawan dengan korupsi, karena sistem yang baru dan keadaan yang belum siap
menerima sistem. Pernah mendengar berita tidak? Ada seorang kakek yang
meninggal dunia setelah dipulangkan dari rumah sakit karena ia tak mampu
membayar biaya perawatan dirumah sakit. Apakah itu juga merupakan keberhasilan
dari BPJS? Katanya gratis? Kok masih disuruh bayar sih, kan kasihan.
BPJS
sebenarnya tujuannya sangat mulia karena tujuan dari BPJS adalah untuk menuju
Indonesia yang sehat. Tetapi masih banyak pe er bagi pemerintah untuk membenahi dan
menjalankan sistem ini agar dapat
mencapai tujuannya. Semoga BPJS
dapat menjalankan SJSN dengan baik
untuk hari esok yang lebih baik. Amin
0 komentar:
Post a Comment